Kemendagri Kritik Pembatasan di Ritel Picu Emak-emak Timbun Beras
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengkritik pembatasan pembelian beras di ritel modern maksimal dua pack alias 10 kg per orang memicu kelangkaan.
Inspektur Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir menyebut kebijakan yang dianggap bisa meminimalisir panic buying itu malah membuat emak-emak panik sehingga menimbun beras. Pada akhirnya, terjadi kelangkaan di sejumlah toko ritel modern.
"Dengan dibatasi dua plastik (pack) itu, itu menimbulkan kepanikan," kata Tomsi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, dikutip dari YouTube Kemendagri, Senin (19/2).
"Jadi, dicarilah sama ibu-ibu ini di Indomaret ini dua plastik, ini dua plastik, (sana) dua plastik, dua plastik, akhirnya dia tumpuk (ditimbun) tuh di rumah. Kenapa? Karena panik tadi. Jadi, menghindari panik membuat kepanikan. Nah, ini juga tolong dilihat dari sisi pembeli, kita kan melayani masyarakat," ungkapnya.
Lihat Juga :
FOTO: Ramai Serbuan Bansos di Tahun Politik
"Jadi, Bulog itu menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke ritel atas permintaan dari rekan-rekan penjual ritel modern. Mereka melakukan kebijakan pembatasan penjualan lebih untuk menghindari adanya panic buying, pemerataan stok," imbuhnya.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa ikut berkomentar. Ia menyebut sudah ada rakor dengan Aprindo untuk membahas isu kelangkaan beras di Indomaret dan Alfamart Cs.
Akan tetapi, Ketut membantah adanya kelangkaan beras seperti yang ramai dikeluhkan masyarakat.
"Kami melakukan rakor dengan ritel modern sebagaimana kemarin isu kelangkaan, padahal sebenarnya bukan langka, tapi pasokan tidak optimal. Oleh karena itu, dengan rakor kemarin sudah diambil langkah-langkah dan sedang berkembang pasokan ke ritel modern," tegas Ketut.
Komentar
Posting Komentar