Kemenkes targetkan pembangunan empat RS baru rampung tahun ini
1 Februari 2024 16:57 WIB
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan proses pembangunan sebanyak empat unit rumah sakit baru milik pemerintah yang tersebar di empat provinsi akan rampung prosesnya tahun ini.
"Keberadaan rumah sakit Kemenkes akan memperkuat sistem pelayanan kesehatan rujukan yang sudah ada," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Empat rumah sakit baru yang direalisasikan tahun ini yakni Rumah Sakit (RS) UPT Vertikal Surabaya di Jawa Timur, RS UPT Vertikal Makassar di Sulawesi Selatan, RS Vertikal Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, dan RS Vertikal Jayapura di Papua.
Menurut Nadia rumah sakit baru tersebut akan menjadi sentra layanan kesehatan terlengkap, khususnya untuk menangani kanker, jantung, stroke dan uronefrologi atau ginjal (KJSU).
Empat rumah sakit tersebut mulai dibangun pada 2023 dan ditargetkan rampung tahun ini. Misalnya, RS Vertikal di IKN mulai dibangun pada 20 Desember 2023, ditargetkan selesai pada Juli 2024.
Sementara RS Vertikal di Jayapura mulai dibangun pada 3 September 2023 dan ditargetkan selesai pada November 2024, RS Vertikal Surabaya dan Makassar juga ditargetkan mulai beroperasi tahun ini.
Baca juga: Menkes tingkatkan kapasitas RSUD Wakai di Kepulauan Togean
Baca juga: Pemerintah RI-UEA bangun Rumah Sakit Jantung di Surakarta
"Kedua RS vertikal di Papua dan Makassar itu direncanakan menjadi rumah sakit superhub pusat layanan rujukan akhir untuk wilayah Indonesia tengah dan timur seperti Maluku, Papua, Sulawesi, dan Kalimantan," katanya.
Dikatakan Nadia RS UPT Vertikal Surabaya didesain untuk dapat memberikan layanan komprehensif, khususnya untuk penyakit katastropik, mulai dari diagnostik, terapetik, hingga rehabilitatif. Rumah sakit UPT vertikal juga bertujuan untuk bersaing dengan rumah sakit lain di Asia.
Tahun lalu, Kemenkes juga sudah mengoperasikan RS Vertikal baru yakni RSUP dr Ben Mboi, di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) agar pasien kanker, jantung, strok, dan uronefrologi tidak perlu lagi dirujuk ke luar daerah yang membuat keluarga pasien harus mengeluarkan biaya tinggi.
Selain membangun rumah sakit baru, kata Nadia, Kemenkes juga membangun infrastruktur tambahan untuk melayani ibu dan anak pada enam RS Vertikal di lima provinsi.
Pembangunan infrastruktur tambahan itu dilakukan dengan cara melakukan ekspansi infrastruktur di enam RS vertikal milik Kemenkes di lima provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, dan Makassar.
Enam rumah sakit tersebut, yakni Rumah Sakit Kanker Dharmais dan Rumah Sakit Persahabatan Provinsi DKI Jakarta, Rumah Sakit Dr Hasan Sadikin Bandung di Jawa Barat, RSUP Dr Sardjito di Provinsi DI Yogyakarta, RSUP Prof.I.G.N.G. Ngoerah Denpasar di Provinsi Bali, dan RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan.
"Layanan terbaru tersebut ditargetkan dapat mulai beroperasi tahun ini," katanya.
Selain memiliki fungsi pelayanan terhadap pasien, kata Nadia RS vertikal juga akan dikembangkan menjadi rumah sakit pendidikan yang melaksanakan fungsi edukasi, pusat penelitian, dan pengembangan kesehatan.
Baca juga: Kemenkes-RSTKA tingkatkan akses fasyankes wilayah terpencil
Baca juga: RSUP HAM jadi proyek rintisan "robotic telesurgery" di Indonesia barat
"Keberadaan rumah sakit Kemenkes akan memperkuat sistem pelayanan kesehatan rujukan yang sudah ada," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Empat rumah sakit baru yang direalisasikan tahun ini yakni Rumah Sakit (RS) UPT Vertikal Surabaya di Jawa Timur, RS UPT Vertikal Makassar di Sulawesi Selatan, RS Vertikal Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, dan RS Vertikal Jayapura di Papua.
Menurut Nadia rumah sakit baru tersebut akan menjadi sentra layanan kesehatan terlengkap, khususnya untuk menangani kanker, jantung, stroke dan uronefrologi atau ginjal (KJSU).
Empat rumah sakit tersebut mulai dibangun pada 2023 dan ditargetkan rampung tahun ini. Misalnya, RS Vertikal di IKN mulai dibangun pada 20 Desember 2023, ditargetkan selesai pada Juli 2024.
Sementara RS Vertikal di Jayapura mulai dibangun pada 3 September 2023 dan ditargetkan selesai pada November 2024, RS Vertikal Surabaya dan Makassar juga ditargetkan mulai beroperasi tahun ini.
Baca juga: Menkes tingkatkan kapasitas RSUD Wakai di Kepulauan Togean
Baca juga: Pemerintah RI-UEA bangun Rumah Sakit Jantung di Surakarta
"Kedua RS vertikal di Papua dan Makassar itu direncanakan menjadi rumah sakit superhub pusat layanan rujukan akhir untuk wilayah Indonesia tengah dan timur seperti Maluku, Papua, Sulawesi, dan Kalimantan," katanya.
Dikatakan Nadia RS UPT Vertikal Surabaya didesain untuk dapat memberikan layanan komprehensif, khususnya untuk penyakit katastropik, mulai dari diagnostik, terapetik, hingga rehabilitatif. Rumah sakit UPT vertikal juga bertujuan untuk bersaing dengan rumah sakit lain di Asia.
Tahun lalu, Kemenkes juga sudah mengoperasikan RS Vertikal baru yakni RSUP dr Ben Mboi, di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) agar pasien kanker, jantung, strok, dan uronefrologi tidak perlu lagi dirujuk ke luar daerah yang membuat keluarga pasien harus mengeluarkan biaya tinggi.
Selain membangun rumah sakit baru, kata Nadia, Kemenkes juga membangun infrastruktur tambahan untuk melayani ibu dan anak pada enam RS Vertikal di lima provinsi.
Pembangunan infrastruktur tambahan itu dilakukan dengan cara melakukan ekspansi infrastruktur di enam RS vertikal milik Kemenkes di lima provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, dan Makassar.
Enam rumah sakit tersebut, yakni Rumah Sakit Kanker Dharmais dan Rumah Sakit Persahabatan Provinsi DKI Jakarta, Rumah Sakit Dr Hasan Sadikin Bandung di Jawa Barat, RSUP Dr Sardjito di Provinsi DI Yogyakarta, RSUP Prof.I.G.N.G. Ngoerah Denpasar di Provinsi Bali, dan RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan.
"Layanan terbaru tersebut ditargetkan dapat mulai beroperasi tahun ini," katanya.
Selain memiliki fungsi pelayanan terhadap pasien, kata Nadia RS vertikal juga akan dikembangkan menjadi rumah sakit pendidikan yang melaksanakan fungsi edukasi, pusat penelitian, dan pengembangan kesehatan.
Baca juga: Kemenkes-RSTKA tingkatkan akses fasyankes wilayah terpencil
Baca juga: RSUP HAM jadi proyek rintisan "robotic telesurgery" di Indonesia barat
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024
Tags:
Komentar
Posting Komentar