Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Mau Cari Durian, Malah Ketemu Fosil - detik

 

Mau Cari Durian, Malah Ketemu Fosil

Bima Bagaskara

Pangandaran -

Sekelompok mahasiswa Unpad (Universitas Padjajaran) mau mencari durian. Namun yang tak terduga, mereka malah menemukan fosil. Seperti apa ceritanya?

Mahasiswa Unpad yang sedang melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Pangandaran menemukan sebuah potongan fosil. Fosil tersebut ditemukan oleh mahasiswa KKN kelompok 58.

Awal cerita penemuan fosil itu, bermula saat mereka hendak mencari durian jatuh di pekarangan rumah milik Sukaedin, Kepala Dusun Mekarmulya, Desa Bangunkarya, Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembimbing lapangan KKN kelompok 58, Mohamad Sapari Dwi Hadian menerangkan, potongan fosil yang ditemukan para mahasiswa itu diketahui berasal spesies Gastropoda & Pelecypoda.

Sapari menyebut, potongan fosil yang ditemukan ini melengkapi temuan fosil lain yang sebelumnya pernah ditemukan di Desa Bangunkarya.

"Temuan fosil menjadi potensi untuk akademisi dalam melakukan penelitian serta dapat menjadi daya tarik wisatawan," kata Sapari, Minggu (4/2/2024) kemarin.

Penemuan fosil itu menurut Sapari akan menambah daya tarik Desa Bangunkarya yang dikembangkan menjadi Kampung Wisata Cisangkal. Temuan fosil tersebut juga menandakan Desa Bangunkarya dulunya adalah bagian dari lautan di zaman purba.

Sebelumnya, Tim PPM Fakultas Teknik Geologi Unpad juga pernah menemukan potongan fosil seperti Cephalopoda, Conus, dan potongan gigi hiu Megalodon di lokasi yang sama.

Untuk meneliti lebih jauh mengenai temuan potongan fosil itu, tim PPM FTG Unpad memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai potensi dan upaya memperkuat menjadi kawasan Kampung Wisata Cisangkal.

Sapari mengungkapkan, sosialisasi dilakukan dengan memberi informasi kepada masyarakat mengenai pengetahuan umum fosil, jenis fosil, serta cara memperlakukan fosil saat ditemukan hingga dokumentasi yang harus dilakukan.

"Masyarakat juga diajak melihat keadaan fosil secara langsung di lapangan, yaitu ke pekarangan rumah Sukaedi, lokasi terakhir penemuan dua potongan fosil tersebut," jelasnya.

"Tim kemudian memberikan simulasi bagaimana tindakan yang tepat pada saat menemukan fosil," imbuhnya.

Sosialisasi kepada masyarakat setempat itupun menjadi tahap dalam perkembangan potensi geowisata di Desa Bangunkarya, khususnya dalam perkembangan penelitian fosil.

"Fosil yang melimpah ini akan menjadi potensi yang berguna di masa yang akan datang, bukan hanya untuk para akademisi namun juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar," tutup Sapari.


------

Artikel ini telah naik di detikJabar.

Simak Video "Penampakan Fosil Dinosaurus yang Punah 90 Juta Tahun Lalu"
[Gambas:Video 20detik]

(wsw/wsw)

Posting Komentar

0 Komentar