Niat Jual Ginjal untuk Kampanye, Caleg DPRD Bondowoso Hanya Dapat 43 Suara, Sebut karena "Money Politic" - Kompas

 

Niat Jual Ginjal untuk Kampanye, Caleg DPRD Bondowoso Hanya Dapat 43 Suara, Sebut karena "Money Politic" Halaman all

Rachmawati

KOMPAS.com - Nama Erfin Dewi Sudanto (47), seorang calon legislatif di Kabupaten Bondowowo, Jawa Timur sempat menjadi perhatian publik karena akan jual ginjal untuk modal kampanye.

Erfin adalah warga Desa Bataan, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso yang maju sebagai anggota DPRD kabupaten melalui Partai Amanat Nasional (PAN).

Namun berdasarkan data si Rekap KPU pada Selasa (20/2/2024) pukul 15.16 WIB, caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu hanya memperoleh 43 suara.

Menurut Erfin, suara tersebut ia dapatkan dari tempat tinggalnya di Desa Bataan. Efin pun pasrah dengan suaranya, sebab ia sudah berusaha sangat maksimal.

Namun ia menyebut praktik politik uang dalam Pemilu 2024 ini memang tak bisa dihindari. Mulai dari level caleg DPRD, DPR RI hingga DPD.

"Money politic tak bisa dihindari, sedangkan saya modal apa adanya, akhirnya tumbang," kata dia kepada Kompas.com via telepon, Selasa (20/2/2024).

Ia mengaku kalah dengan politik uang, walau sudah berusaha memikat hati masyarakat agar memilihnya.

Erfin sendiri bertarung di Dapil 1 Bondowoso dengan beberapa caleg petahana seperi Sinung Sudrajat dari PDIP dan Kukuh Raharjo dari Golkar.

Gagal saat pilkades

Erfin sempat menjadi kepala desa di Desa Bataan pada periode 2007-2013. Saat itu mendapat gaji Rp 450.000 dan di akhir jabatannya, naik menjadi Rp 1.050.000.

Saat menjadi kepala desa, ia sempat menjual rumah warisan orangtuanya untuk kegiatan desa dan ia pun mendapat penghargaan dari Bupati Bondowoso yang saat itu dijabat oleh Amin Said Husni.

Setelah masa jabatannya habis, Erfin kembali maju dalam pilkades. Namun ia mengaku dijegal sehingga tak lolos saat tahapan administrasi.

“Tahun 2021 kemarin saya nyalon lagi, tapi di Desa Kajar, tapi tidak jadi dan ada pada posisi nomor dua,” aku dia, Rabu (16/1/2024).

Setelah gagal di pilkades, ia pun maju menjadi caleg.

Posisi di partai sempat digeser

Erfin bercerita sebelum maju menjadi caleg PAN, ia sempat didatangi salah satu ketua partai di Bondowoso yang menawarinya maju sebagai anggota DPRD.

Alasannya karena Erfin dikenal baik dan memiliki massa di daerah pemilihannya.

“Saat itu saya bilang apa adanya, saya sekarang tidak punya apa-apa, kondisi ekonomi saya ambruk total, mohon maaf jangan paksa saya nyaleg, karena biaya besar,” ungkap dia.

Saat itu ketua partai meyakinkan akan membantunya dengan berbagai program, hingga akhirnya Erfin pun sepakat untuk maju.

Namun dua bulan sebelum pemilihan, ia mendapatkan informasi jika poisisinya diganti oleh orang lain.

“Setelah terjun di lapangan, warga sudah banyak yang tahu saya mau maju di Pileg, setelah pemberkasan kurang dua bulan, saya tidak dikasih kabar, ternyata saya digeser, ada yang mengganti posisi saya,” papar dia.

Ia kemudian bertemu dengan rekannya yang menjadi Caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) di Kabupaten Banyuwangi.

“Besok paginya saya sowan ke ketua PAN, setelah bertemu beliau mengiyakan saya untuk maju sebagai Caleg,” jelas dia.

Perlu modal besar

Erfin mengaku setelah terjun ke lapangan, tak sedit mereka yang menanyakan soal uang.

“Ada yang tanya tentang uang berapa yang mau dibuat ganti kalau pencoblosan untuk datang ke TPS,” ujar dia.

Untuk itu ia menyadari modal kebaikan saja untuk maju sebagai caleg tidak cukup.

"Perlu modal uang yang besar. Teman saya itu saat Pileg 2019 bisa habis sekitar Rp 2 miliar untuk caleg DPRD,” ungkap dia.

Di satu sisi, kondisi ekonominya tidak sedang baik-baik saja. “Akhirnya dari sana saya tekad bulat untuk menjual ginjal saya,” terang dia.

Erfin mengaku sempat ada warga yang menghubungi dirinya melalui WhatsApp terkait rencananya untuk jula ginjal.

“Tanya apakah sudah diangkat ginjalnya, mau dikasihkan berapa,” terang ayah dua anak itu.

Setelah itu, Erfin menghubungi orang tersebut untuk mendatangi dirinya.

“Ini tidak ada pabriknya, coba kalau ada yang mau hadir ke rumah saya, saya share lokasi,” ucap dia.

Namun setelah itu, dia tak mendapatkan respons dari warga tersebut. Erfin menilai warga yang menghubungi itu hanya iseng untuk menguji keseriusannya menjual ginjal.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya