Pengamat Nilai Mundurnya Mahfud MD Sebagai Menkopolhukam Buntut dari Debat Cawapres
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari dalam acara diskusi bertajuk Pemilu 2024: Konstelasi Variabel Penentu dan Pemenangnya di FX Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (21/3/2023). (Suara.com/Dea)
Suara.com - Pengamat Politik M Qodari melihat mundurnya Mahfud MD dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) buntut dari debat cawapres kedua yang digelar 21 Januari 2024 lalu.
Qodari tidak menampik memang ada aspek lain yang dikaitkan, yakni soal etika dan menghindari konflik kepentingan.
Namun, dia meragukannya dan menilai keputusan Mahfud MD sebagai bentuk kecanggungan mengenai posisinya sebagai Menkopolhukam di Pilpres 2024.
Baca Juga:
"Saya melihat sih Pak Mahfud mundur lebih pada menyelesaikan persoalan diri beliau sendiri, yaitu kecanggungan yang beliau rasakan ketika di acara debat," ujar Qodari dikutip dari kanal YouTube Cokro TV.
Situasi yang dihadapi Mahfud MD pasca-debat cawapres kedua berbeda dengan sebelumnya.
Cawapres nomor urut 03 tersebut mendapat reaksi publik yang tidak terduga. Terutama saat mengatakan masalah tambang ilegal yang tidak bisa diselesaikan karena banyak mafia.
"Orang kan kemudian bertanya loh Pak Mahfud itu kan Menkopolhukam. Loh itu kan seharusnya tanggung jawab anda," katanya.
Pada bagian itu, Qodari menilai Mahfud MD sedang keluar dari situasi yang kurang mengenakkan.
"Tidak ada reaksi dari publik seperti di debat kedua (cawapres). karena itu tidak ada kecanggungan yang dirasakan secara signifikan oleh Pak Mahfud. Jadi saya kira beliau sedang keluar dari situasi yang kurang mengenakkan," tegasnya.
Baru-baru ini, Mahfud MD yang juga merupakan Cawapres nomor urut 03 mengaku mundur dari jabatannya sebagai Menkopolhukam.
Mahfud MD menunggu jadwal untuk bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) guna menyerahkan surat pengunduran diri.
Komentar
Posting Komentar