Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Bisnis Konstruksi Melemah, Laba PPRE Turun 4,9 Persen Jadi Rp 172 Miliarn- BeritaSatu

 

Bisnis Konstruksi Melemah, Laba PPRE Turun 4,9 Persen Jadi Rp 172 Miliar

Jakarta, Beritasatu.com - Sepanjang 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) bukukan penurunan laba sebesar 4,97% menjadi Rp 172 miliar, padahal di periode yang sama pada 2022 silam, perseroan mampu kantongi untung Rp 181 miliar. Menurunnya pemasukan dari bisnis konstruksi, sewa dan ready mix jadi sebab utama.

ADVERTISEMENT

Direktur Utama PPRE I Gede Upeksa Negara menjelaskan, perseroan membukukan penjualan sebesar Rp 3,4 triliun dengan segmen bisnis pada jasa pertambangan dan konstruksi sipil masih menjadi kontributor utama pendapatan sebesar 92%. Sedangkan, sisanya sebesar 8% berasal dari lini bisnis supporting, yaitu production plant, structure work dan rental heavy equipment.

Pencapaian tersebut sebagian besar berasal dari penyelesaian dan progress proyek-proyek pada jasa pertambangan sebesar 47% atau meningkat sebesar 13% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 34%, konstruksi sipil sebesar 45%, sisanya berasal dari proyek structure work sebesar 3%, rental heavy equipment sebesar 3% dan production plant sebesar 2%.

“Perolehan pendapatan mayoritas berasal pada lini bisnis jasa pertambangan dan konstruksi sipil tersebut sejalan dengan strategi Perseroan untuk tetap fokus pada jasa pertambangan dan konstruksi sipil,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (18/3/24).  

Meski mencatatkan penurunan keuntungan, PPRE mengalami perbaikan rasio keuangan terutama untuk rasio leverage seperti debt to equity ratio dari 1,41x pada 31 Desember 2022 menjadi 1,19x pada periode yang sama tahun 2023. Perbaikan juga terlihat dari sisi DER Interest Bearing dari 0,75x di 31 Desember 2022 menjadi 0,54x pada 31 Desember 2023.

I Gede Upeksa melanjutkan, mengacu pada data tersebut terlihat bahwa perseroan masih bisa menjaga leverage rasio dalam batasan disyaratkan perbankan.

Perseroan juga masih dapat menjaga angka EBITDA positif di tengah mundurnya beberapa proyek yang awal nya ditargetkan bakal dimulai pada kuartal pertama 2023 menjadi akhir periode yang sama pada 2023. Kejadian ini menyebabkan PPRE gagal mendapatkan pendapatan secara maksimal di tahun 2023 ini. 

”Namun, perseroan mampu menjaga biaya operasional dengan baik sehingga gross profit margin meningkat di 17,45% tahun 2023,” ujar dia.

Sementara itu, dari sisi perolehan kontrak baru PPRE berhasil berhasil mencatatkan kontrak baru sampai dengan Desember 2023 sebesar Rp 6,7 Triliun atau meningkat sebesar 28,72% secara tahunan dibandingkan Desember 2022 sebesar Rp 5,2 Triliun. 

Perolehan kontrak baru tersebut juga mencatatkan adanya peningkatan perolehan kontrak baru pada sektor jasa pertambangan sebesar 11% dibandingkan dengan pada 2022.

Perseroan juga menargetkan adanya pertumbuhan kontrak baru pada lini bisnis pertambangan pada tahun-tahun berikutnya sejalan dengan potensi yang masih sangat besar di Kawasan tambang Weda, Halmahera Tengah.

“Kami menargetkan perolehan kontrak baru tahun 2024 meningkat antara 15%-20% dengan didominasi oleh sektor jasa pertambangan sejalan dengan potensi sektor tambang yang sangat besar kedepannya. Didukung dengan kapasitas peralatan sebagai kekuatan perusahaan, kami yakin PPRE dapat menciptakan operasional yang Ekselen di dunia Tambang melalui quality dan safety berstandar tinggi,” tutup I Gede Upeksa Negara.

Posting Komentar

0 Komentar