BNPB Gelar Operasi TMC untuk Tanggulangi Bencana Hidrometeorologi Basah di Jateng
Jakarta, Beritasatu.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk menanggulangi bencana hidrometeorologi basah di Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (16/3/2024) hingga Rabu (20/3/2024) mendatang.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, operasi TMC ini dilaksanakan atas koordinasi yang dilakukan oleh BNPB, bersama BMKG, BRIN, TNI AU, Pemerintah Provinsi Jateng, dan pihak-pihak terkait lainnya.
Pada operasi TMC Sabtu ini, telah dilakukan sebanyak tiga kali sorti penerbangan. Pada tiap sorti, tim menyemai bahan natrium klorida (NaCl) sebanyak satu ton menggunakan pesawat jenis Cessna Grand Caravan berlogo BNPB dengan nomor lambung PK-SNG dari Lanud Ahmad Yani Semarang. Total bahan semai untuk operasi TMC hari pertama ini adalah tiga ton.
BACA JUGA
Banjir Surut, Jalur Pantura Kaligawe Semarang Sudah Bisa Dilalui Truk dan Bus
Adapun sorti pertama dan kedua, pesawat yang dipiloti oleh Kapten Eggy ini mengudara dan menyemaikan bahan NaCl di atas langit perairan utara Jateng pada ketinggian jelajah 8.000-12.000 kaki.
Sorti ketiga, pesawat melakukan penyemaian di atas langit Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Pekalongan pada ketinggian jelajah 8.000-12.000 kaki.
Menurut rilis yang disiarkan oleh Kantor Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan intensitas sedang-lebat dan disertai petir serta angin kencang masih berpotensi terjadi di Jateng hingga Senin (18/3/2024).
Cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah kabupaten/kota di sepanjang pantai utara bagian tengah dan telah memicu terjadinya rentetan kejadian bencana seperti banjir, banjir bandang, angin kencang, dan tanah longsor.
BACA JUGA
Banjir di Genuk Semarang Belum Surut, Ratusan Rumah Masih Tergenang
Selain cuaca ekstrem, BMKG juga menyatakan, bencana tersebut turut dipengaruhi adanya gangguan dari atmosfer sejak Rabu (13/3/2024), termasuk dampak tidak langsung dari kemunculan bibit siklon 91S, 94S, dan 93P di Samudera Hindia wilayah selatan Indonesia.
Hasil pemantauan yang dilakukan BPBD Jateng, wilayah kabupaten/kota yang terdampak bencana hidrometeorologi basah meliputi Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Rembang, dan Kabupaten Grobogan.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
Komentar
Posting Komentar