CEO Boeing Mundur, Buntut Rentetan Skandal Keselamatan Penerbangan - CNBC Indonesia

 

CEO Boeing Mundur, Buntut Rentetan Skandal Keselamatan Penerbangan

Internasional

David Calhoun CEO Boeing. (AP Photo/Richard Drew, File)

Foto: David Calhoun CEO Boeing. (AP/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Boeing Dave Calhoun menyatakan akan mundur dari perusahaan dirgantara Amerika Serikat (AS) itu pada akhir tahun ini. Hal ini terjadi setelah produk Boeing mengalami rentetan insiden yang mengancam keselamatan penumpang.

Calhoun akan digantikan oleh mantan CEO Qualcomm, Steve Mollenkopf. Perusahaan juga mengumumkan bahwa Stan Deal, CEO Boeing Commercial Airplanes, pensiun. Stephanie Pope, Chief Operating Officer (COO) Boeing sejak Januari, akan segera menggantikan posisinya.

Boeing telah dilanda masalah selama lebih dari lima tahun pada pesawatnya, termasuk dua kecelakaan fatal Boeing 737 MAX pada tahun 2018 dan 2019 yang menewaskan 346 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terbaru, Boeing juga mengalami rentetan insiden dalam beberapa pekan terakhir seperti pintu yang terlepas dari sisi pesawat Alaska Airlines Boeing 737 MAX serta insiden terjun bebas yang dialami pesawat berbadan lebar Boeing 787 milik maskapai raksasa Amerika Latin, LATAM.

Dalam suratnya kepada karyawan Boeing pada Senin (25/3/2024), Calhoun menyebut insiden Alaska Airlines sebagai 'momen penting bagi Boeing'. Namun ia berjanji tidak akan segera mundur karena masih ada tanggung jawab yang harus diselesaikan terkait insiden keselamatan.

"Mata dunia tertuju pada kami. Kami akan memperbaiki apa yang tidak berfungsi, dan kami akan mengembalikan perusahaan kami ke jalur pemulihan dan stabilitas," tulisnya dalam surat pengunduran diri itu, dilansir CNN International.

"Kami memiliki gunung lain yang harus didaki. Jangan menghindari apa yang terjadi dengan Alaska Air. Jangan menghindari seruan untuk bertindak. Jangan menghindari perubahan yang perlu kita lakukan di pabrik kita."

Calhoun telah menjadi fokus banyak orang yang kritis terhadap cara kerja Boeing dalam beberapa dekade terakhir dan serangkaian masalah keselamatan dan kualitas. Ini pun akhirnya memberikan keuntungan bagi rival nomor satu Boeing dari Eropa, Airbus.

"Dia adalah CEO terbaik yang pernah dimiliki Airbus," kata Richard Aboulafia, direktur pelaksana AeroDynamic Advisory, yang menyindir Calhoun karena telah memberikan angin segar bagi pesaing Boeing itu.

Kepergiannya juga terjadi di tengah kecaman luas terhadap perusahaan tersebut dari para CEO banyak maskapai penerbangan besar dunia. Para pengusaha perusahaan penerbangan bahkan telah meminta untuk berbicara langsung dengan dewan direksi Boeing minggu lalu.

CEO Ryanair, Michael O'Leary, mengatakan pekan lalu bahwa setiap kali mereka menerima pengiriman jet Boeing, mereka menghabiskan 48 jam memeriksa pesawat untuk memeriksa kesalahan, kelalaian, atau apa pun yang dapat dialami armada barunya.

"Meski tidak menemukan sesuatu yang besar dalam pemeriksaan, kami sering kali menemukan masalah kecil seperti perkakas di bawah papan lantai dan pegangan kursi yang hilang, yang menunjukkan, menurut saya, kurangnya perhatian terhadap masalah kualitas detail di Boeing," ujarnya.


Saksikan video di bawah ini:

Boeing Masalah Lagi! Panel Lepas Saat Terbang-Sadar Waktu Mendarat

Artikel Selanjutnya

Skandal Boeing Makin Terang, Ini Temuan Baru soal Pesawat 737 Max 9


(luc/luc)

Baca Juga

Komentar