DK PBB Keluarkan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Palestina
Senin, 25 Mar 2024 23:06 WIB
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera antara kelompok Hamas dan Israel di Gaza, Palestina setelah Amerika Serikat (AS) abstain. (Getty Images via AFP/SPENCER PLATT)
--
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera antara kelompok Hamas dan Israel di Gaza, Palestina setelah Amerika Serikat (AS) abstain.
Dilansir dari CNN, Senin (25/3), resolusi yang diajukan oleh 10 anggota tidak tetap DK PBB mengikat secara hukum dan menuntut gencatan senjata segera pada bulan Ramadan, pembebasan sandera segera dan tanpa syarat, dan "kebutuhan mendesak untuk memperluas aliran" bantuan ke Gaza.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan kegagalan dalam mengimplementasikan resolusi tersebut tidak dapat dimaafkan.
"Dewan Keamanan baru saja menyetujui resolusi yang telah lama ditunggu-tunggu mengenai Gaza, menuntut gencatan senjata segera, dan pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat. Resolusi ini harus dilaksanakan. Kegagalan tidak bisa dimaafkan," kata Guterres di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Keputusan Washington untuk abstain membuat marah Israel dan mendorong Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membatalkan jadwal perjalanan dua penasihat utamanya ke AS, kata dua pejabat Israel.
AS sebelumnya telah memveto resolusi serupa yang menyerukan gencatan senjata. Kemudian pada hari Jumat (22/3) lalu, mereka mengeluarkan resolusinya sendiri yang menyerukan gencatan senjata terkait dengan pembebasan sandera yang dikalahkan setelah Rusia dan China memveto rancangan tersebut.
Keputusan AS untuk abstain ini memungkinkan pengesahan resolusi tersebut, dan 14 anggota dewan lainnya yang beranggotakan 15 negara memberikan suara setuju.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan bahwa meskipun resolusi terbaru tersebut mencakup perubahan yang diminta oleh AS, Washington tidak dapat memberikan suara ya karena "tidak setuju dengan semuanya."
Pemungutan suara PBB pada hari Senin terjadi ketika ketegangan meningkat sehubungan dengan operasi militer Israel di Kota Rafah di selatan Gaza.
AS telah meminta Israel untuk menjelaskan bagaimana mereka akan melindungi 1,4 juta warga Palestina yang mencari perlindungan di Gaza selatan sebelum serangan yang diperkirakan terjadi di sana, yang menurut AS "adalah sebuah kesalahan."
Pasukan Israel terus menyerang sejumlah wilayah di Gaza Palestina saat momen Ramadan, hingga menyebabkan 52 orang tewas dalam 24 jam terakhir.
Menurut laporan Al Jazeera Senin (25/3), pasukan Israel menyerang di Deir El Balah, Pusat Gaza. Gempuran ini menyebabkan 22 orang tewas.
Tentara Israel juga menyerang Rafah, Gaza selatan, dan menyebabkan 30 orang meninggal.
Selama lima bulan agresi Israel ke Palestina, lebih dari 32 ribu warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak telah tewas. Selain korban jiwa, kondisi di Gaza juga kian parah akibat minimnya bantuan kemanusiaan dan fasilitas medis yang memadai.
Israel menggempur habis-habisan warga dan objek sipil seperti rumah sakit hingga kamp pengungsian.
(cnn/fra)
Komentar
Posting Komentar