DK PBB Kembali Gagal Sepakati Resolusi Gencatan Senjata di Gaza - CNN Indonesia

 

DK PBB Kembali Gagal Sepakati Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

Jumat, 22 Mar 2024 23:25 WIB

Diveto China-Rusia, DK PBB kembali gagal sepakati resolusi gencatan senjata di Gaza. Foto: Spencer Platt/Getty Images/AFP

Jakarta, CNN Indonesia 

--

Resolusi soal gencatan senjata di Gaza kembali gagal disepakati di Dewan Keamanan PBB, usai diveto oleh Rusia dan China.

Resolusi yang diusulkan Amerika Serikat itu menyerukan gencatan senjata segera dan berkelanjutan selama enam pekan, untuk melindungi warga sipil dan memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan.

"Mayoritas anggota dewan mendukung resolusi ini, namun sayangnya Rusia dan China memutuskan untuk menggunakan hak vetonya," kata Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, dilansir AFP.

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, sebelumnya meminta para anggota untuk tidak memberikan suara yang mendukung resolusi tersebut.

Dia mengatakan resolusi usulan AS itu "sangat dipolitisasi", dan hanya akan memberikan lampu hijau bagi Israel untuk melancarkan operasi di Rafah, selatan Gaza.

"Ini [resolusi] akan membebaskan tangan Israel dan mengakibatkan seluruh Gaza dan penduduknya harus menghadapi kehancuran atau pengusiran," ujar Nebenzia.

Sementara itu Dubes China untuk PBB Zhang Jun mengatakan rancangan resolusi yang diajukan AS tidak berimbang.

"Rancangan [resolusi] AS menetapkan syarat untuk gencatan senjata, yang tidak berbeda dengan memberi lampu hijau untuk melanjutkan pembunuhan, yang tidak dapat diterima," ungkap Zhang Jun. Menurutnya jika AS serius soal gencatan senjata, maka mereka tidak akan memveto beberapa resolusi di DK PBB sebelumnya.

Draf resolusi alternatif

Dubes Nebenzia mengatakan sejumlah anggota tidak tetap DK PBB telah menyusun resolusi alternatif, yang ia sebut sebagai dokumen berimbang.

Duta Besar China untuk PBB menyebut Beijing bakal menyetujui resolusi alternatif tersebut. Namun Thomas-Greenfield menyebut langkah itu gagal.

"Dalam bentuknya yang sekarang, dokumen tersebut gagal mendukung diplomasi di kawasan. Lebih buruk lagi, hal ini justru bisa memberi Hamas alasan untuk meninggalkan kesepakatan yang ada," ujarnya.

Seorang diplomat di DK PBB menyebut resolusi yang dirancang oleh 10 anggota tidak tetap Dewan Keamanan di bawah koordinasi Mozambik, dapat diajukan untuk pemungutan suara secepatnya pada Jumat (22/3) sore waktu setempat.

Rancangan resolusi alternatif itu menuntut gencatan senjata segera selama bulan Ramadan, pembebasan semua sandera, dan menekankan perlunya memperluas aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Selama agresi Israel ke Palestina, AS telah menggunakan hak vetonya terhadap tiga draf resolusi, dua di antaranya menuntut gencatan senjata segera.

Hingga kini jumlah korban tewas akibat genosida Israel mencapai hampir 32 ribu orang. Lebih dari separuh korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

(dna)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya