Pilpres Rusia Dimulai, Ini Profil Kandidat Saingan Valdimir Putin
Jakarta, Beritasatu.com – Warga Rusia akan memilih salah satu dari empat kandidat presiden yang terdaftar secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (Central Election Comission/CEC) minggu ini.
ADVERTISEMENT
Pilpres Rusia telah dimulai sejak Jumat 15 Maret hingga Minggu 17 Maret 2024. Selain Presiden Vladimir Putin, yang mencalonkan diri sebagai kandidat independen, ada juga kandidat lain yang menjadi saingannya, termasuk Leonid Slutsky dari Partai Demokratik Liberal, Nikolai Kharitonov dari Partai Komunis, dan Vladislav Davankov dari Partai New People.
Putin diperkirakan akan menang dengan mudah setelah menyingkirkan oposisi dan Kremlin memilih sendiri lawan-lawannya dalam pemilu. Berikut ini profil saingan Vladimir Putin di Pilpres Rusia.
Leonid Slutsky
Leonid Slutsky pekan lalu dicalonkan sebagai daftar calon presiden oleh Liberal Democratic Party of Russia (LDPR) dalam pemilihan presiden Maret 2024.
Leonid Slutsky lahir 4 Januari 1968, di Moskow, Rusia. Ia diketahui memiliki dua anak perempuan, tetapi Slutsky sangat tertutup tentang kehidupan pribadinya. Slutsky memulai karier dengan bekerja di Russia’s Supreme Soviet.
Tentu saja, keahliannya dalam membangun jaringan telah memainkan peran penting dalam perjalanan politik Leonid Slutsky. Dalam sebuah wawancara pada 2015, ia menggambarkan kemampuannya dalam menjalin pertemanan sebagai kualitas terbaiknya.
Pada 2016, Slutsky ditunjuk sebagai ketua Komite Urusan Internasional Duma Negara, sebagian besar karena dukungan pribadi kepada Putin yang dibuat oleh Zhirinovsky.
Sebagai ketua komite, Slutsky telah bekerja keras untuk melegitimasi aneksasi Crimea yang ilegal di 2014, dan berbagai delegasi internasional yang ia bawa ke semenanjung tersebut, terutama pada sekelompok anggota parlemen Prancis pada 2015. Karena hal itu, ia dipandang sebagai pencapaian utamanya dalam peran tersebut.
Meski telah menjadi anggota Duma Negara selama lebih dari 20 tahun, Slutsky belum pernah mengajukan undang-undang penting, ia jarang membuat pernyataan kontroversial, dan posisinya selalu sejalan dengan Kremlin.
Vladislav Davankov
Kandidat selanjutnya, Valdilav Davankov sebagai calon presiden (capres) termuda yang mencalonkan diri pada Pilpres Rusia tahun ini. Davankov baru menginjak usia 40 tahun di 2024 ini.
Davankov lahir di Smolensk dalam sebuah keluarga militer. Setelah lulus sekolah menengah, ia pindah ke Moskow dan belajar sejarah di Universitas Negeri Moskow. Kemudian, Davankov menyelesaikan gelar kedua dan gelar doktornya di bidang sosiologi.
Setelah menyelesaikan studinya, Davankov bekerja sebagai manajer di perusahaan kosmetik milik pengusaha Alexey Nechayev, Faberlic, dan menjadi wakil presiden pada 2013.
Davankov juga ikut serta dalam berbagai proyek Nechayev. Pada 2018, ia mengambil alih jabatan sebagai wakil direktur umum organisasi nirlaba Rusia, Tanah Peluang, yang didirikan atas prakarsa Vladimir Putin.
Proyek tersebut seharusnya menjadi platform terbuka untuk komunikasi dan pertukaran orang-orang berbakat, yang terlibat secara sosial.
Masih di tahun yang sama, Alexei Nechayev menjadi wakil Putin dalam pemilihan presiden. Dua tahun kemudian, pada 2020, ia mendirikan Partai New People. Salah satu pendirinya adalah Davankov, yang kemudian mengepalai Komite Eksekutif Pusat partai dan kampanye pemilihan Duma Negara 2021.
Saat itu, untuk pertama kalinya, Partai New People berpartisipasi dalam pemilihan parlemen Duma Negara Rusia. Dalam platform kampanyenya, partai ini menganjurkan suksesi kekuasaan, larangan bagi seseorang untuk menduduki jabatan yang sama lebih dari dua kali (termasuk presiden), pengurangan biaya pegawai administrasi negara, reformasi kementerian dalam negeri, dan penghapusan undang-undang penyensoran yang represif.
Partai New People berhasil melewati ambang batas 5% dan mendapatkan 13 kursi di parlemen. Vladislav Davankov mendapatkan salah satu kursi sebagai wakil ketua Duma Negara dan bergabung dengan komite anggaran dan pajak.
Nikolai Kharitonov
Nikolai Kharitonov yang beraliran komunis, berusia 75 tahun, telah menjadi anggota Duma Negara sejak 1993. Ia mencalonkan diri sebagai presiden pada 2004 dan berhasil meraih posisi kedua dengan sekitar 13% suara.
Dalam platform kampanye miliknya, Kharitonov menganjurkan untuk menurunkan usia pensiun, menaikkan pembayaran pensiun, dan meningkatkan dukungan untuk keluarga besar, dengan mengandalkan pemilih lansia yang secara tradisional mendukung Partai Komunis.
Ia juga menyarankan untuk menerapkan sistem pajak progresif serta mengakhiri keanggotaan di Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO), Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), dan organisasi-organisasi internasional lainnya yang ia yakini dapat memajukan kedaulatan ekonomi Rusia.
Namun, Kharitonov juga ditempatkan di bawah sanksi Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan Inggris setelah dimulainya invasi berskala penuh.
Komentar
Posting Komentar