PM Malaysia Kutuk Israel dan Sebut Barat Munafik Depan Kanselir Jerman
Jakarta, CNN Indonesia --
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengutuk keras Israel yang masih melancarkan agresi brutalnya ke Jalur Gaza Palestina sejak 7 Oktober lalu.
Pernyataan itu diutarakan Anwar dalam pernyataan pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz, saat berkunjung ke Berlin pada Senin (11/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataannya, Anwar juga mengecam Hamas dan menyebut negara Barat 'munafik'.
"Kemana kita telah membuang kemanusiaan kita, mengapa ada kemunafikan ini?" ucap Anwar usai pertemuan mereka.
Dikutip Middle East Monitor, Anwar menyebut bahwa kekerasan, penjajahan, dan upaya pembersihan etnis hingga memicu konflik berdarah di Gaza tidak serta merta terjadi sejak 7 Oktober lalu, ketika Israel dan Hamas berperang.
Menurutnya, peperangan 7 Oktober lalu justru buah hasil dari ketidakadilan dan kekerasan yang selama ini terjadi di Palestina.
Anwar menuturkan kebijakan Israel selama puluhan tahun terhadap warga Palestina dan kekejamannya adalah akar penyebab konflik yang sedang berlangsung.
"Yang saya tolak keras adalah narasi ini, obsesi ini, seolah-olah seluruh masalah dimulai dan diakhiri pada tanggal 7 Oktober. Itu tidak dimulai pada tanggal 7 Oktober, dan tidak berakhir pada tanggal 7 Oktober. Hal ini dimulai empat dekade sebelumnya, dan terus berlanjut setiap hari," tegas Anwar.
"Kami menentang kolonialisme, atau apartheid, atau pembersihan etnis, atau perampasan negara mana pun, baik di Ukraina atau di Gaza. Kita tidak bisa menghapus 40 tahun kekejaman dan perampasan yang telah menimbulkan reaksi dan kemarahan masyarakat," paparnya menambahkan.
Anwar mengakui dia dan Scholz memiliki perbedaan pendapat saat membahas konflik Palestina-Israel. Namun, keduanya sepakat bahwa perlu gencatan senjata segera di Gaza dan memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina.
"Saya juga setuju dengan apa yang dikatakan Kanselir Scholz mengenai solusi final dua negara untuk memastikan adanya perdamaian bagi kedua negara, dan untuk menyusun sebuah konsep untuk memastikan adanya pembangunan ekonomi dan kemajuan bagi masyarakat," kata Anwar seperti dikutip kantor berita Turki, Anadolu Agency.
Pilihan Redaksi
Komentar
Posting Komentar