Universitas Sunan Ampel Surabaya Sebut Awal Ramadan pada Selasa - BeritaSatu

 

Universitas Sunan Ampel Surabaya Sebut Awal Ramadan pada Selasa

Minggu, 10 Maret 2024 | 17:43 WIB
AA
JS
Suasana pengamatan hilal awal Ramadan 2024 yang dilakukan Observatorium Astronomi Sunan Ampel (OASA) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), Minggu, 10 Maret 2024.
Suasana pengamatan hilal awal Ramadan 2024 yang dilakukan Observatorium Astronomi Sunan Ampel (OASA) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), Minggu, 10 Maret 2024. (Beritasatu.com/Achmad Ali)

Surabaya, Beritasatu.com - Observatorium Astronomi Sunan Ampel (OASA) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), menyatakan posisi hilal masih sangat rendah, sehingga awal Ramadan 1445 Hijriah atau 2024 Masehi diperkirakan Selasa (12/3/2024). 

ADVERTISEMENT

OASA UINSA melakukan pantauan hilal untuk menentukan awal Ramadan 1445 Hijriah pada Minggu (10/3/2024)..

Kegiatan rukyathilal dilakukan di OASA kampus UINSA Tower KH Mahrus Aly lantai 10 Jalan
Ahmad Yani 117, Surabaya. Rukyathilal diikuti oleh mahasiswa prodi ilmu falak FSH UINSA, civitas academica UINSA, dan masyarakat umum.

Kepala OASA Fakultas Syariah dan Hukum, Novi Sopwan mengatakan, pengamatan hilal Ramadan 1445 Hijriah di kampus UINSA, menggunakan teleskop untuk melakukan rukyat.

BACA JUGA
ADVERTISEMENT

OASA sudah menyediakan dua teleskop utama MEADE LX600, 2 teleskop portabel otomatis, 2 teleskop portabel manual, 2 theodolite, dan beberapa binokular.

"Kami menggunakan teleskop untuk melakukan rukyat. Jadi ada beberapa teleskop yang kita gunakan," kata Novi Sopwan, Minggu (10/3/2024).

OASA melaksanakan pengamatan hilal karena merupakan jaringan Kemenag. Hasil yang didapat dalam rukyatul hilal akan dilaporkan ke Kemenag untuk dijadikan bahan pertimbangan penentuan awal Ramadan 1445 Hijriah.

BACA JUGA

"Kami melaksanakan rukyat ini sebagai bagian dari jaringan Rukyatul Hilal pelaksanaan sidang isbat di Kemenag. Jadi nanti hasilnya akan kita laporkan ke Jakarta untuk penentuan awal Ramadan," jelas Novi.

Dari pantauan di Surabaya, Novi menyebut, hilal sangat rendah dan kemungkinan awal Ramadan akan jatuh pada Selasa (12/3/2024).

"Untuk awal Ramadan ini, tampak hilalnya sangat rendah. Jadi kalau di Surabaya ini, tingginya hanya setengah derajat. Jadi kalau setengah derajat itu, hilalnya berada di atas horizon hanya dua menit. Kemungkinan hilalnya mustahil terlihat untuk sore hari ini. Ada kemungkinan kita melaksanakan awal puasa pada Selasa 12 Maret 2024," terang Novi.

BACA JUGA

Dalam pemantauan ini, tambah Novi, cuaca juga menentukan terlihat atau tidaknya hilal. Untuk itu, jika cuaca mendung menjadi kesulitan dalam pantauan hilal.

"Kondisi mendung tentu akan memengaruhi rukyatul hilal, karena hilal itu sabit, bulan yang sangat tipis. Pengaruh cuaca itu sangat besar, kalau dipengaruhi cuaca tentunya menambah kesulitan rukyatul untuk melihat hilal," pungkas Novi.

Untuk diketahui, menurut kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Kriteria ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat yang mendapat masukan dan kritik.
 

Baca Juga

Komentar