China Berang Hasil Pertemuan AS-Jepang-Filipina di Washington
Sabtu, 13 Apr 2024 04:20 WIB
Pemerintah China pada hari Jumat mengkritik Amerika Serikat, Jepang dan Filipina usai melakukan pertemuan trilateral di Washington. (REUTERS/TINGSHU WANG)
--
Pemerintah China pada hari Jumat mengkritik Amerika Serikat, Jepang dan Filipina usai melakukan pertemuan trilateral di Washington, dan membela tindakan mereka di Laut China Selatan sebagai tindakan yang "sah".
Presiden AS Joe Biden pada Kamis berjanji untuk membela Filipina dari serangan apa pun di Laut China Selatan, di tengah konfrontasi berulang kali antara kapal China dan Filipina di jalur air yang bersengketa.
Pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh para pemimpin ketiga negara tersebut menyuarakan "keprihatinan serius" atas tindakan Beijing di Laut China Selatan, dan mengecam perilaku China sebagai "berbahaya dan agresif".
Pada hari Jumat, China mengecam pertemuan di Washington. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning juga mengatakan bahwa Beijing dengan tegas menentang negara-negara terkait yang memanipulasi politik blok tersebut,
"China juga menentang tegas segala perilaku yang memprovokasi atau merencanakan oposisi, dan merugikan keamanan strategis negara lain," kata Mao Ning.
"Jepang dan Filipina tentu saja dapat mengembangkan hubungan normal dengan negara-negara lain, tapi mereka tidak boleh mengundang oposisi faksi ke wilayah tersebut, apalagi terlibat dalam kerja sama trilateral dengan mengorbankan kepentingan negara lain."
"Jika ini bukan fitnah dan serangan yang tidak disengaja terhadap China, lalu apa itu?" tanya dia.
Pada hari Kamis Biden mengatakan kepada Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bahwa komitmen pertahanan Amerika Serikat terhadap Jepang dan Filipina sangat kuat.
Saat mereka bertemu di sekitar meja kayu berbentuk tapal kuda di Ruang Timur yang megah di kediaman presiden AS, para pemimpin AS, Jepang, dan Filipina memuji pertemuan tersebut sebagai pertemuan yang "bersejarah".
Tanpa menyebut nama China, mereka menggambarkan aliansi mereka sebagai landasan perdamaian dan demokrasi di kawasan Asia-Pasifik.
Marcos, yang dipandang lebih dekat dengan Washington dibandingkan pendahulunya, Rodrigo Duterte, yang lebih condong ke China, mengatakan mereka memiliki "komitmen yang teguh terhadap tatanan internasional berbasis aturan."
Kishida mengatakan bahwa kerja sama multi-sektor sangat penting dan pertemuan di Washington akan menjadi sejarah.
(vws)
Komentar
Posting Komentar