Rusia Tuding Ukraina Serang PLTN Zaporizhzhia, Badan Atom PBB: Ini Tak Boleh Terjadi!
MOSKOW, iNews.id – Perusahaan energi nuklir Rusia, Rosatom, menuduh militer Ukraina melancarkan serangkaian serangan terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang dikuasai Moskow. Lembaga pengawas nuklir PBB pun menyerukan agar insiden semacam itu segera dihentikan.
Menurut Rosatom, tiga orang terluka, salah satunya terluka parah. Rusia mendesak para pemimpin dunia untuk mengecam insiden tersebut. Baik para pejabat Rusia maupun Badan Energi Atom Internasional PBB (IAEA) menyatakan, tingkat radiasinya normal dan kerusakannya tidak parah.
Baca Juga
Pasukan Rusia menyita pembangkit itu pada minggu-minggu pertama agresi militernya di Ukraina pada Februari 2022. Masing-masing pihak saling menuduh satu sama lain menyerang fasilitas nuklir tersebut. Lokasi PLTN Zaporizhzhia sendiri terletak di dekat garis depan pertempuran dan berisiko menimbulkan bencana nuklir.
Pernyataan Rosatom menyebutkan serangan pertama terhadap pembangkit tersebut mengenai area dekat kantin, melukai tiga anggota staf. Akan tetapi, perusahaan itu tidak menyebutkan senjata apa yang digunakan oleh penyerang.
Baca Juga
Dalam waktu setengah jam, sebuah drone menyerang area pemuatan kargo dan drone lainnya kemudian menyerang kubah reaktor keenam.
“Kami dengan tegas mengecam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini,” kata Rosatom.
Baca Juga
Perusahaan itu pun meminta Kepala IAEA, Rafael Grossi, dan Uni Eropa untuk segera bereaksi terhadap ancaman terhadap keselamatan tersebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, juga mendesak para pemimpin dunia untuk mengutuk tindakan yang dia sebut “terorisme nuklir” itu.
“Berapa kali lagi militer Ukraina harus menargetkan PLTN Zaporizhzhia agar Barat dan monster Zelensky, yang mereka asuh, berhenti mengulangi tindakan mematikan sirkus berdarah mereka?” tulis Zakharova di Telegram, merujuk pada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Baca Juga
Juru Bicara Direktorat Intelijen Utama HUR Ukraina, Andriy Usov, membantah keterlibatan Kiev dalam insiden tersebut. Dia mengatakan, Ukraina tidak ada hubungannya dengan serangan apa pun terhadap PLTN terbesar di Eropa itu. Dia mengklaim serangan tersebut dilakukan oleh pihak Rusia sendiri.
“Serangan-serangan Rusia, termasuk yang meniru-niru (gaya serangan Ukraina), di wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina… telah lama menjadi praktik kriminal yang diketahui para penjajah,” tulis Usov di Telegram.
IAEA memiliki para ahli di PLTN Zaporizhzhia. Menurut badan nuklir PBB itu, insiden tersebut menyebabkan satu korban jiwa. “Kerusakan pada unit 6 tidak membahayakan keselamatan nuklir, namun ini adalah insiden serius yang berpotensi merusak integritas sistem penahanan reaktor,” kata badan tersebut di platform media sosial X.
Kepala IAWA, Rafael Grossi dari IAEA menambahkan, ada tiga serangan langsung terhadap struktur tersebut. “Ini tidak boleh terjadi,” tulisnya.
PLTN Zaporizhzhia memiliki enam reaktor berpendingin air dan dimoderasi air VVER-1000 V-320 rancangan Uni Soviet yang mengandung Uranium 235, dan juga telah menggunakan bahan bakar nuklir di fasilitas tersebut. Menurut pihak pembangkit listrik setempat, reaktor 1, 2, 5, dan 6 berada dalam keadaan mati dingin, sedangkan reaktor nomor 3 dimatikan untuk perbaikan. Sementara reaktor nomor 4 dalam keadaan mati panas.
Editor : Ahmad Islamy Jamil
Komentar
Posting Komentar