Terungkap Dialog Panas Biden-Netanyahu di Telepon, Ada Ultimatum AS - CNN Indonesia

 

Terungkap Dialog Panas Biden-Netanyahu di Telepon, Ada Ultimatum AS

Minggu, 07 Apr 2024 19:55 WIB

Presiden AS Joe Biden disebut memberikan sikap tegas kepada Israel yang terus menciptakan krisis kemanusiaan di Gaza. (Foto: AP/Michel Euler)

Jakarta, CNN Indonesia 

--

Presiden Amerika Serikat Joe Biden meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membuka penyeberangan Erez ke Gaza Utara dan pelabuhan Ashdod di Israel Selatan sebagai rute untuk membuka bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Permintaan itu diutarakan Biden dalam sambungan telepon kepada Netanyahu pada Kamis (4/4) lalu.

CNN melaporkan dari sumber orang dekat Netanyahu yang mengetahui percakapan kedua pemimpin negara itu. Sumber itu mengatakan Netanyahu akan mengabulkan permintaan tersebut. "Joe, kami akan melakukannya".

Biden disebut tak puas meski Netanyahu memberi jaminan atas permintaan tersebut. Dalam percakapan Biden mendesak Netanyahu harus mengumumkan langkah yang sesuai permintaannya tersebut malam itu juga.

Pada Kamis lalu, kabinet keamanan Israel telah menyetujui langkah tersebut untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan yang memasuki wilayah kantong yang terkepung di Gaza.

Percakapan telepon yang relatif singkat antara kedua pemimpin itu menjadi yang pertama kalinya sejak serangan Hamas terhadap Israel pada bulan Oktober lalu. Dalam percakapan itu disebut bahwa Biden mengancam Netanyahu dengan konsekuensi serius jika Israel tidak mengubah cara mereka melancarkan perang di Gaza.

Biden memperingatkan Netanyahu jika kondisi warga sipil di wilayah tersebut tidak membaik dengan cepat, ia akan mempertimbangkan kembali bagaimana posisi AS mendukung Israel.

Kantor perdana menteri Israel telah menolak mengomentari hal tersebut. Sementara pihak Gedung Putih juga menolak berkomentar mengenai cerita ini.

Para pejabat AS juga menolak untuk merinci perubahan kebijakan apa yang sedang dipertimbangkan AS.

Seorang pejabat senior pemerintah AS berkata kemungkinan AS akan memperlambat pasokan senjata ke Israel sebagai bentuk perubahan kebijakan tersebut. Pejabat itu mengatakan kepada CNN sambil menunjuk pada memo keamanan nasional yang baru-baru ini dirilis yang menguraikan standar yang harus dipatuhi oleh pemerintah asing yang menerima bantuan militer AS.

Namun pejabat tersebut menekankan AS belum mengambil keputusan apapun.

Pejabat ini juga menekankan ada beberapa faktor lain yang mungkin bisa diambil oleh pemerintah termasuk hal-hal yang berkaitan dengan bantuan militer atau PBB, serta secara drastis mengubah retorika publik Biden tentang dukungan pemerintahannya terhadap perang.

AS saat ini masih membekingi Israel sejak agresi negara zionis itu ke Jalur Gaza membalas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.

Namun pelan-pelan ada perubahan sikap dari Gedung Putih terhadap Israel. Mulai ada kritik terhadap Israel atas agresi mereka yang menewaskan banyak warga sipil, meski AS tetap memberikan suplai senjata kepada Israel.

(rzr/wis)

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsiin

Opsitek