UE dan NATO Masih Sangat Populer di Mata Warga Jerman - detik

 

UE dan NATO Masih Sangat Populer di Mata Warga Jerman

Jakarta 

-

Jerman kembali mempersenjatai diri dengan kecepatan tinggi. Sekitar 100 miliar euro dialokasikan untuk modernisasi Bundeswehr setelah Rusia menyerang Ukraina pada Februari 2022. Dana tersebut kini sebagian besar digunakan untuk memesan peralatan militer. Bundeswehr harus direstrukturisasi agar siap menghadapi keadaan darurat, yaitu jika Jerman diserang.

Warga Jerman juga ikut merasakan ancaman ini. Tujuh dari sepuluh warga menganggap bahwa perdamaian dan keamanan di Eropa sangat atau berisiko terancam. Jumlah ini meningkat dari lima tahun lalu. Hal ini terlihat dari hasil jajak pendapat ARD Deutschlandtrend (Tren Jerman ARD) saat ini untuk bulan April, yang dilaksanakan oleh infratest-dimap.

Lembaga penelitian opini infratest-dimap mensurvei total 1.304 responden yang memenuhi syarat untuk Tren Jerman pada tanggal 2 dan 3 April. ARD adalah asosiasi lembaga siaran publik Jerman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Pertahanan jadi politisi paling populer

Guna menanggapi situasi ancaman akut terhadap Jerman, Menteri Pertahanan Federal Boris Pistorius berupaya menjadikan Bundeswehr "siap perang". Politisi SPD ini baru saja menyampaikan rencana untuk "merestrukturisasi Bundeswehr sedemikian rupa, sehingga posisinya optimal bahkan dalam keadaan darurat, untuk bertahan, dan di saat perang."

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Pistorius menegaskan bahwa Jerman dan sekutunya harus memberikan alasan kredibel agar tidak ada yang terpikir untuk "menyerang kita sebagai wilayah NATO." Sejauh ini, ia merupakan politisi paling populer dalam Tren Jerman ARD. Sejumlah 54 persen dari mereka yang disurvei merasa puas dengan kerjanya. Sedangkan tingkat kepuasan terhadap Kanselir Olaf Scholz (SPD) ada di bawah 50 persen.

NATO penting untuk jamin perdamaian

Aliansi pertahanan Atlantik Utara atau NATO tahun ini berusia 75 tahun. Jerman telah menjadi anggota sejak Mei 1955. Mengingat situasi saat ini, terdapat dukungan besar terhadap NATO di kalangan masyarakat. Sekitar 82 persen warga menganggap aliansi ini penting untuk menjamin perdamaian di Eropa, hanya sekitar satu dari sepuluh yang menganggapnya tidak perlu.

Bahkan di kalangan partai ultra kanan AfD dan partai kiri BSW yang baru didirikan oleh politisi Sahra Wagenknecht, tidak ada mayoritas yang mendukung pembubaran NATO. Padahal kedua partai itu dianggap cukup ramah terhadap Rusia.

Donald Trump, yang berambisi kembali menjadi presiden di Amerika Serikat (AS), telah berulang kali mempertanyakan keanggotaan AS di NATO. Mayoritas warga Jerman berpendapat penting untuk menjaga aliansi bersama AS.

Sekitar 69 persen berpendapat bahwa hal ini adalah demi kepentingan Eropa sendiri. Pada saat yang sama, para responden terbuka terhadap struktur pertahanan Eropa yang lebih independen: misalnya, hampir enam dari sepuluh warga Jerman saat ini mendukung pembentukan angkatan bersenjata gabungan Uni Eropa (UE).

Uni Eropa masih dipandang positif

Pemilihan Parlemen Eropa akan berlangsung pada bulan Juni. Dalam Tren Jerman ARD, warga bersikap positif terhadap UE, meskipun terdapat penurunan dibandingkan pemilu Eropa terakhir pada 2019. Enam dari sepuluh warga Jerman saat ini menekankan bahwa ekonomi Jerman baik-baik saja berkat UE. Dua pertiganya menekankan bahwa melalui UE, kehidupan di Eropa menjadi lebih aman.

Dukungan keanggotaan Jerman di UE kembali meningkat dalam setahun terakhir. Menurut satu dari tiga orang, keanggotaan UE saat ini membawa keuntungan bagi Jerman, sementara hampir satu dari empat orang berpendapat bahwa ini merugikan Jerman. Bagi 36 persen responden, sebagian besar keuntungan dan kerugiannya seimbang. Namun pendukung AfD dan BSW agak skeptis.

Migrasi: isu paling penting

Masa jabatan reguler pemerintahan aliansi tiga partai SPD, Partai Hijau dan FDP, yang saat ini berkuasa masih berlangsung sekitar satu setengah tahun. Akankah mereka berhasil mengatasi masalah-masalah yang penting bagi Jerman dalam waktu yang tersisa?

Satu dari empat responden melihat masuknya pengungsi ke Jerman sebagai masalah terbesar. Perang di Ukraina menempati urutan kedua, disebutkan oleh satu dari lima orang. Kondisi perekonomian yang buruk berada di urutan ketiga, diikuti oleh ketidakadilan sosial dan perubahan iklim.

Lembaga survei infratest-dimap juga mengajukan pertanyaan mengenai pasar tenaga kerja dan kebijakan sosial di Jerman. Sebanyak 72 persen dari mereka yang disurvei mendukung integrasi pengungsi yang lebih cepat ke dalam pasar tenaga kerja Jerman, sementara 21 persen menolak hal ini. Sebanyak 56 persen mendukung kemudahan imigrasi bagi pekerja terampil asing, tapi 35 persen menentangnya.

Saat ini, di Jerman terdapat diskusi tentang apa yang terjadi pada orang-orang yang menerima tunjangan negara atau Bürgergeld, yang berstatus pengangguran namun menolak sejumlah tawaran pekerjaan. Sedikitnya 79 persen dari mereka yang disurvei mendukung pengurangan tunjangan dalam kasus ini, hanya 14 persen yang menentangnya.

Mengingat permasalahan yang ada pada sistem pensiun negara, lembaga survei juga menanyakan pendapat warga mengenai perpanjangan masa kerja. 69 persen responden menentang penambahan usia pensiun, 25 persen memandang ini sebagai langkah yang tepat. (ae/hp)

(ita/ita)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya