Pendapatan Starbucks Turun 2 Persen Imbas Boikot dan Kenaikan Harga
Rabu, 1 Mei 2024 | 06:54 WIB
Herman / HE
Jakarta, Beritasatu.com - Starbucks menurunkan proyeksi pendapatan dan laba 2024 setelah adanya penurunan jumlah kunjungan ke gerainya di seluruh dunia.
Dilansir dari AP, Rabu (1/5/2024), pendapatan Starbuck pada kuartal I 2024 turun 2% mencapai US$ 8,56 miliar, jauh di bawah perkiraan Wall Street sebesar US$ 9,12 miliar.
“Kinerja kami pada kuartal ini mengecewakan dan tidak sesuai dengan harapan kami,” kata CEO Starbucks Laxman Narasimhan.
Starbucks menyoroti sejumlah masalah yang memengaruhi penjualan. Di Amerika Serikat (AS), Starbuck mengalami penurunan kepercayaan konsumen dan penurunan belanja karena konsumen menghadapi kenaikan harga dan suku bunga yang tinggi. Selain itu, cuaca buruk juga menyebabkan penutupan beberapa gerai di AS selama kuartal tersebut.
Di Tiongkok, pihak Starbucks menyatakan pemulihan pascapandemi tidak berjalan semulus yang diharapkan, dan mereka juga menghadapi peningkatan tekanan harga dari pesaing.
Sementara itu di beberapa negara, Starbucks juga menghadapi boikot atas tuduhan mendukung Israel dalam konflik di Gaza.
Starbucks memperkirakan penjualan di gerai yang sama sepanjang tahun akan tetap datar atau turun satu digit, dan pertumbuhan pendapatan setahun penuh akan berada di kisaran satu digit yang rendah. Proyeksi ini lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Simak berita dan artikel lainnya di
Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
Bagikan
Komentar
Posting Komentar