Data Ketenagakerjaan AS Picu Harga Emas Dunia Ambles

Jakarta, Beritasatu.com - Harga emas dunia kembali tergelincir pada akhir perdagangan Senin waktu setempat. Memperparah kerugian di tiga hari berturut-turut di tengah dolar AS menguat karena data ketenagakerjaan AS mendukung Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Mengutip laman Reuters, Selasa (11/4/2023) kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange jatuh US$ 22,60 atau 1,12% menjadi US$2.003 per ounce.
Sementara itu emas berjangka juga ikut anjlok US$ 9,20 atau 0,45% menjadi US$ 2.026 pada perdagangan sebelumnya. Bursa Comex ditutup pada Jumat lalu karena Paskah.
Kemudian, indeks dolar dilaporkan naik 0,53% terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya di 102,55 setelah mencapai level tertinggi 102,81 tertinggi sejak 3 April. Hal ini terjadi usai laporan data ketenagakerjaan mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga AS pada bulan Mei.
Sebelumnya diketahui Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa negara tersebut menambah 236 ribu pekerjaan di Maret lalu. Membuat penambahan sejak pandemi terjadi di 2020 lalu. Pasar kerja yang ketat mendorong Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga pada Mei mendatang.
"Emas akan ada di level US$ 2.000, namun jika dolar terus bertahan emas akan ada di US$ 1.970," kata Ed Moya, analis perdagangan.
Sementara logam mulia lain yakni perak pada pengiriman Mei turun 18,10 sen atau 0,72% ditutup pada US$ 24,912 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli ada di US$ 13,90 atau 1,37% menjadi US$ 1.002,90 per ounce.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
0 Komentar